Hans Lahama
kau tetap tegak meski sendiri,
ketika aku dan jiwa mudaku putus asa
kau menempuh apa yg disebut pilihan keyakinan
dan merelakan seluruh hidup ini
kau, sekalipun tubuh tak kuat lagi menopang
jalan terjal tetap akan kau lalui,
demi keyakinan, harapan dan kemanusiaan,
kau menaruh harapan pada kami,
kaum muda,
yang belum tentu setangguh yang kau harapkan,
kini purna sudah tugasmu,
kau taruh setiap asa pada kami,
dengan semangatmu memerahkan kami,
agar hari esok kita menjadi manusia yang memanusiakan,
sebagai landasan peradaban baru bumi Indonesia...
selamat jalan kawan,
selamat jalan guru kami,
Tondano, 13 Juni 2010
Giroth Wuntu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar