Henrolds Tatengkeng
Meja kayu yang penuh tuangan rasa
Menjadi ring perkelahian antara pena dan kertas
Jemariku pun gemetar jatuhkan gumpalan tanya
Pertanda apakah itu?
Saat malam indah mengkristal di benak
Oh, malam menjadi gila dalam asbak hitam
Yang diam menunggu usapan air
Dan air itu sudah mengental dalam pena
Kata-kata pun berlarian tanpa arah
Tinggalkan kecut bergelinjang di jidat
Jantung tersentak laju mendayuh
Dada jadi kembang-kempis
Pada rongsokan keindahan malam
Inginku terlantar dalam genangan becek
Semua telah tak berdaya
Walau sunyi malam selepas hujan
Terus dengungkan namamu
Memaksa semua indera menyatukannya
Dalam tatanan agung sebuah bahasa
Mungkin ada yang terlupa ketika hari datang tadi
Hari yang mulai resah oleh rentetan cerita
Sekumpulan kenangan dalam ruang etalase hati
Yang telah ditata apik oleh jalannya waktu
Di sepanjang kesilaman masa
Ketika percintaan itu tak butuh kata-kata
Dan ketika kata-kata menjadi monumen huruf
Yang tak butuh pena dan kertas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar