Senin, 26 Juli 2010

Kepada Bulan (akupun menangis dibalik kata-kata)

Wawan Ulek


Sebab tak ada senja yang lebih mengerti aku
Selain secarik kertas kusut dan seuntai pena
Yang masih terjaga dalam pelukan jemariku
Untuk melunasi segelas mimpi yang belum diteguk
Dan setangkai rindu yang menggigil lemah
Dibalik kata-kata basah
Engkau tak perlu bertanya
Kemana bunga mawar itu berlari
Aku terlanjur membunuhnya
Sebelum durinya terlalu matang
Untuk menuai airmata kita

Kemarin aku pernah memilih pelukanmu
Menjadi dermaga kata-kata
(mungkin untuk melabuhkan rinduku)
tapi sudah kutuntaskan sembari menguburnya
diatas angin, agar sebilah kenangan beranjak
meredup dari pandangan napasku
sebab dibalik jendela ada selusin kebencian
yang masih setia mengintai pelukan kita

bahkan engkau tak perlu menawarkan
segelas airmata untuk sekedar
melambaikan langkahku
tapi sulangi kepergianku dengan secuil
senyuman yang rekah dari indah bibirmu

(ziarahi aku dengan doa yang sederhana)

1 komentar: